1. PENGERTIAN SISTEM PENOMORAN
2. SISTEM PEMBERIAN NOMOR
3. PERBEDAAN SISTEM PENOMORAN
4. SUMBER NOMOR
5 PERUBAHAAN SISTEM PENOMORAN
Domo Indonesia
Halo Sobat Klinikmandiri yang saya banggakan, berjumpa lagi bersama saya, kali ini saya ingin bercerita mengenai kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas kualitas jasa/produk dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan ini akan puas jika harapannya terpenuhi atau terlampaui. Apa yang membuat pelanggan puas?
1.Kualitas produk.
2.Harga
3.Kualitas Pelayanan
4.Faktor Emosional
5.Kemudahan.
Untuk pelayanan jasa pemicu dari pelanggan puas adalah kualitas pelayanan.
Ada 5 dimensi dari kualitas pelayanan
1.Tangibles atau tampakan dari fisik
2.Realiability atau kemampuan untuk melaksanakan dan memenuhi layanan yg dijanjikan 3.Responsiveness atau kemampuan dan kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layananan yg tepat
4.Assurance atau pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan informasi dgn percaya diri
5.Empati atau perhatian dan pelayananan yg diberikan kepada pelanggan.
Dari 5 dimensi itu apa yang terpenting?
Dahulu sebelum pelanggan menjadi emosional reliability dianggap penting, sekarang pelanggan menjadi emosional dan yang dianggap penting adalah empati.
Menurut Daniel Goleman empati adalah salah satu kemampuan paling penting dari kecerdasan emosional seseorang. Menurutnya orang tidak hanya cukup mengetahui dan memahami emosinya, mengelola emosinya,memotivasi dirinya,lebih dari itu ia juga harus bisa mengetahui, merasakan emosi dan perasaan orang lain. Kemampuan yang terahkir ini yang disebut empati.
Menurut Hendrie Weisinger emosi dapat dibagi menjadi empat komponen.
1.Pikiran kita atau penilaian kognitif
2.Perubahan fisiologis atau dorongan tindakan
3.Perilaku atau kecenderungan berperilaku.
4.Hati nurani ( Konteks Emosional )
Hati nurani adalah komponen yang seharusnya menjadi dasar komponen emosi tersebut. Hati nurani yang baik akan mengantar pada niat baik yang mendasari tiap tindakan. Niat baik inilah yang seharusnya mengarahkan pikiran hingga bermuara pada perilaku yang kita tampilkan.
A.Mengelola Pikiran
Pertama yang harus disadari bahwa dalam mengelola pikiran adalah sesuatu yang kita kelola itu sesuatu yang ada didalam diri kita bukan yang diluar diri kita. Semisal contoh si Antok marah-marah karena merasa dikecewakan temannya. Jadi seakan-akan teman si Antoklah yang membuatnya marah. Apakah si Antok menjadi marah karena temannya? Jawabannya mestinya tidak. Si Antok marah-marah karena dia sendiri,bukan karena temannya. Si Antok menjadi marah karena emosinya diganggu oleh ulah temannya dan dia tidak mampu mengendalikan emosinya.
Bisa saja temannya mengecewakan dia, tetapi siAntok tidak harus menanggapinya dengan marah-marah walaupun si Antok boleh saja kesal.Rasa kesal adalah normal dan wajar, tidak harus dihilangkan namun harus dikendalikan agar tidak menimbulkan atau muncul dalam perilaku yang justru merugikan.
Seseorang akan mengalami kesulitan ,atau tidak pernah berhasil mengelola emosinya bila terjadi gangguan organis pada otak atau tubuhnya seperti gila, sakit kolik,sakit hebat dll.
Secara praktis mengelola pikiran adalah mengelola pikiran yang muncul secara spontan. Pikiran ini muncul sebagai reaksi atas apa yang kita hadapi atau yang terkena pada kita dan terjadi tanpa sadar. Semisal atasan kita memarahi kita karena kita disalahkan atas sesuatu yang sebenarnya bukan murni kesalahan kita sendiri,biasanya pikiran kita langsung menanggapinya dengan misalnya memaki,menjawab sambil bersiap untuk menyerangnya kembali dll.
Pikiran ini muncul secara spontan sebagai reaksi atas perilaku atasan kepada kita.Pada kenyataannya bisa terjadi tanpa kendali,apa jadinya kalo pikiran-pikiran spontan/otomatis itu keluar sebagai kata-kata balasan yang keras karena emosi kita sedang naik.Kemungkinan dampak negatif yang terjadi masih lebih besar daripada dampak positifnya. Lain halnya jika kita mampu mengelola pikiran, yaitu mengelola pikiran spontan tersebut, kita akan mampu memberikan jawaban yang baik dan menyelesaikannya secara jernih. Ingat emosi kita naik bukan karena atasan yang marah-marah tetapi karena kita tidak dapat mengelola emosi kita dengan baik.Emosi kita ada pada dalam diri kita bukan pada orang lain.
Pikiran spontan/otomatis memiliki ciri-ciri
1.Cenderung tidak rasional.
Karena bersifat spontan maka belum tersensor.Kita tidak mampu lagi untuk mempertimbangkan dengan akal sehat.Bila hal ini terjadi secara terus menerus pikiran otomatis ini akan membawa kita terjebak dalam pikiran stereotipe (menyamaratakan sesuuatu atau seseorang bersifat negatif) semisal dia memang malas, dia memang tidak suka kepada saya dll.
2.Kita biasanya menyakininya.
Karena pikiran otomatis ini muncul begitu cepatnya kita sering kali tidak pernah mengkaji benar/tidak nya. Kita begitu yakin bahwa pikiran itu benar dan menganggap untuk apa dikaji lagi akan kebenarannya
3.Biasanya tidak jelas.
Karena otomatis, pikiran yang muncul sering tidak jelas bagi kita sendiri bila kita kaji.Seperti kesimpulan yang muncul begitu saja sebagai reaksi emosional yang negatif misalnya bodoh sekali, dia penipu, dia tidak jujur dll. Seandainya kita berpikir secara tenang dan dikaji lebih jauh, sering kita menemukan tidak ada alasan kuat atas kesimpulan tersebut.Tentunya pengkajiannya harus jujur.
4.Cenderung memicu pikiran otomatis lainnya.
Biasanya pikiran spontan ini ditindaklanjuti dengan pikiran spontan lainnya yang saling menunjang satu sama lain dan membuat pikiran otomatis ini semakin kuat.
5. Dapat merusak cara pikir.
Jika selalu berpikir jelek terus/pesimis akan merusak mind set /pola pikir jangka panjang.
Cara menghindari terjadinya proses pikiran otomatis/spontan antara lain..
1.Jangan terlalu menyamaratakan Jangan mengaitkan salah satu perilaku seseorang dalam suatu kasus dengan menganggap sebagai ciri-ciri orang tersebut. Semisal “dia selalu terlambat”, kita samaratakan bahwa dia terlambat terus. Memang dia sering terlambat tetapi tidak selalu terlambat,ada saat dia tidak terlambat.
2.Hindari menberikan cap yg merusak. Kadang-kadang seseorang melakukan kesalahan dan sering kita memberikan ciri-ciri orang itu seperti perilaku nya saat itu, misal dia ceroboh, dia bodoh dll.Padahal yang dilakukan hanya suatu perilaku yang terjadi pada kasus ini saja, bukan menggambarkan ciri-cirinya.
3.Hindari membaca pikiran orang. Yang paling tahu mengenai latar belakang, maksud ataupun motif dari tindakan atau perilaku seseorang adalah orang itu sendiri. Anda boleh menduga tapi tidak boleh memastikan bahwa dugaan anda tersebut pasti benar. Menduga artinya mengira-ngira, menggambarkan sesuatu yang belum pasti. Jika menduga yang mengarah menjadi prasangka negatif akan mengantar kita pada perilaku yang tidak adil. Kita akan memberikan penilaian atas sesuatu yang sebenarnya kita tidak yakin kebenarannya. Berprasangka negatif akan mengganggu keseimbangan emosi kita dan menambah beban kerja otak untuk sesuatu yang tidak perlu.
4.Jangan membuat aturan bagaimana orang lain seharusnya. Ungkapan seperti “seharusnya dia yang meminta maaf kepada kami”,”Wajar dia anak yang dibesarkan oleh orang kaya” dll.Cara berpikir seperti tersebut akan membuat kita tidak pernah mampu memahami atau mengerti orang lain. Kita berpendapat bahwa orang lain yang harus mengerti kita. Ini akan berdampak kita tidak akan pernah mau dan mampu belajar atau menarik pelajaran dari orang lain. Dengan menyadari bahwa setiap orang berbeda dan masing-masing juga memiliki aturan serta keinginannya masing-masing, kita akan lebih akomodatif dalam pergaulan. Kita perlu sadari bahwa tidak ada orang lain yang mampu berperilaku paling sesuai dengan apa yang kita harapkan kecuali diri kita sendiri.
5.Jangan membesar-besarkan masalah. “Bila uang itu tidak ditemukan,berarti kiamat bagi kita”. Ungkapan ini membuat panik dan menambah beban emosi yang tidak perlu sehingga kita tidak dapat berpikir jernih,dan suasana tidak menyenangkan.Coba tenangkan,kalau uang itu tidak ditemukan seberapa besar celakanya/kiamatnya,apakah tidak ada alternatif lainnya. Dengan mengembangkan pola pikir tenang kita akan menjadi selalu optimis dan tidak mudah putus asa.
B.Mengelola perubahan Fisiologis
Orang yang sedang marah akan terjadi perubahan fisiologis seperti mata merah, melotot,nafas cepat, degup jantung tidak teratur dan berdebar-debar, muka memerah. Dengan mengetahui dan memahami secara cepat terjadinya proses perubahan fisiologis pada diri kita, berarti kita menberikan kesempatan pada diri sendiri untuk segera mengelolanya sesuai kebutuhan.
Perlu diingat bahwa mencegah rasa marah yang akan muncul dengan segera mengendalikan emosi jauh lebih mudah daripada menghentikan emosi marah bila telah terjadi. Banyak tehnik untuk mengelola emosi marah ini dengan relaksasi. Relaksasi membantu kita untuk menurunkan kecepatan jantung menompa darah,sehingga laju darah keotak dapat terkontrol.
Cara relaksasi bisa dengan menarik nafas dalam dan perlahan,sehingga nafas kembali normal.Ini mempengaruhi otak emosional dan otak rasional kita menjadi seimbang, sehingga bisa berpikir secara lebih rasional. Selain relaksasi kita dapat menggunakan humor untuk mengelola emosi negatif, tertawa sebagai produk dari humor mampu menstimuli untuk memproduksi endorphines diotak.
Jika Endorphines meningkat akan menurunkan persepsi rasa sakit baik fisik maupun emosional.
Setelah kita dapat mengetahui dan memahami emosi, mengelola emosi, memotivasi diri maka baru dapat mengetahui, merasakan emosi dan perasaan orang lain.
Inilah dasar dari empati, memang tidak setiap orang mampu berempati, tetapi empati dapat dilatih sehingga dapat mencapai kepekaan terhadap setiap gerak tubuh atau ekspresi muka orang lain.
Halo sobat klinikmandiri yang saya banggakan, senang sekali dapat menjumpai anda dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindunganNya, kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai kepemimpinan.
Saya yakin para pembaca blog ini adalah seorang pimpinan dan secara sadar ataupun tidak sadar kita semua adalah seorang pimpinan baik di lingkungan kecil kita ataupun lingkungan besar kita. Seorang pemimpin mempunyai syarat harus mempunyai orang lain yang dipimpinnya jadi paling tidak jika kita mempunyai orang lain yang kita pimpin maka kita adalah seorang pimpinan.
Jika kita seorang pimpinan dalam suatu organisai maka kita paling tidak mempunyai persamaan tujuan dari orang yang dipimpinnya, sehingga kita paham apa yang seharusnya akan kita lakukan sehingga orang yang kita pimpin berjalan sesuai / searah dengan tujuan yang akan kita capai.
Apakah yang harusnya kita kerjakan jika kita menjadi seorang pemimpin? Saya yakin sedikit orang yang memahami apa itu tugas dari seorang pemimpin/leader?
Mari kita pahami satu persatu apa yang seharusnya kita lakukan jika kita menjadi seorang pemimpin. Adapun tugas atau pekerjaannya adalah :
1. Memberikan arahan kepada setiap pengikutnya,baik secara pribadi ataupun secara bersama-sama agar selalu ingat apabyang ingin dicapainya secara bersama
2. Fokus terhadap outcome/hasil akhir yang harus diraih oleh timnya
3. Eksekusi, ikuti dan audit pekerjaan setiap anggotanya/orang yang dipimpinnya bahkan diri sendiri juga harus dilakukan. Setiap pekerjaan yang direncanakan akan lebih baik hasilnya dari pada yang tidak direncanakan sama sekali, namun pekerjaan yang direncanakan itu harus terukur dan dikuti perkembangannya bahkan dapat diaudit atas apa yang dikerjakannya.
4. Bertanya kepada semua orang yang dapat membantu mempercepat mencapai tujuan bersama. Apapun permasalahan yang timbul pasti ada jawabannya, dan jawaban itu akan kita dalatkan jika kita bertanya kepada orang yang tepat.
5. Bangun kultur organisasi dengan ketuhanan,kekeluargaan, kedisiplinan, kerjakeras, kemauan utk belajar dalam memeberkan nilai tambah diri dan organisisnya
6. Fokus utk bertumbuh sehingga para pengikutnya juga akan mempunyai target – impian untuk tumbuh dan dicapai secara bersama sama
7. Pimpinan jangan selalu hanya memperhatikan pelanggan/pembelinya saja namun juga mengutamakan kepentingan pegawai, sehingga baik pegawai dan pelanggan sama-sama puas.
8. Jangan lupa untuk terus melakukan Inovasi dan perbaikkan dalam organisai yang dipimpinnya sehingga organisasi itu mampu dan mau untuk berkompetisi dengan kompetitor lainnya.
9. Mempunyai ukuran ttg apa yg berhasil,koreksi jika terjadi ketidak sesuaian atas harapan yang di inginkan.
10.ada indikator atau skor dlm mencapai tujuan, sehingga orang yang melakukan kegiatan dalam pencapaian tujuan akan jelas seberapa berhasilkah dia mengusahakannya
11. Mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya
12. Mengejar kebenaran.Jika mendapati suatu usaha yang tidak sesuai dengan aturan, norma, hukum dan ketetapan yang berlaku maka kita mempunyai kewajiban untuk meluruskan hal yang tidak benar tersebut dengan mengejarnya sampai didapati hal yang benar.
13. Jika ada tanda tanda tidak beres dlm bekerja panggil orangnya dan cari tahu apa penyebabnya sehingga ketidak beresan itu dapat diperbaiki dan diantisipasi tidak terulang lagi.
Demikian para sobat doktermandiri,semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat.
Salam Klinikmandiri
Maulana Adrian
Salam Berani Bisnis Sobat Klinikmandiri
Dalam kesempatan ini kami ingin berbagi mengenai bagiaman sistem bagi hasil kepada mitra jika kita melakukan usaha secara patungan. Banyak pengunjung blog ini bertanya bagaimana bagi hasil yang layak untuk usaha mendirikan klinik jika modalnya patungan, atau mpdalnya di beri oleh investor atau diberikan kepercayaan untuk mengelola tempat dsb..
Senang sekali rasanya mendengar itu semua, berarti sekarang banyak sahabat di luaran sana memunyai minat untuk membuka klinik layanan kesehatan, berarti hambatan utama yang menjadi penghalang untuk berusaha yakni mental blok tidak mempunyai modal untuk membuka usaha telah banyak terpecahkan. Ternyata untuk memulai usaha tidak harus mempunyai modal sendiri, ternyata banyak orang yang mempunyai uang di luaran sana berani mengambil resiko mempercayakan uangnya untuk di investasikan ke dalam pembuatan klinik kesehatan. Bagaiamana dengan anda sahabat yang membaca tulisan ini? sudah mulaikah anda mendekatkan diri kepada pemilik modal/uang agar mereka mempercayakan uangnya untuk anda kelola dan anda investasikan untuk mendirikan klinik kesehatan?
Jika anda yang telah mempunyai mitra untuk mendirikan klinik kesehatan kami ucapkan selamat, karena prospek bisnis klinik kesehatan ini semakin cemerlang, karena masyarakat kita sudah banyak yang teredukasi dan merupakan masyarakat cerdas yang banyak mengenyam pendidikan tinggi setara sarjana. Semakin banyak orang teredukasi maka semakin banyak orang sadar akan kesehatannya, mereka tidak berobat lagi ke pengobat tradisional seperti dukun dsb, tetapi mereka akan lebih banyak mencari hal-hal pengobatan yang telah mempunyai bukti /ada hasil penelitian medisnya. selain dari faktor edukasi, ada faktor lain penunjang yakni faktor perekonomian masyarakat kita semakin naik, ini terbukti bahwa pendapatan perkapita di Indonesia sudah menebus US 3000 pertahun atau rata-rata pendapatan penduduk indonesia sebesar 2 juta sebulan. Maka semakin besar income suatu penduduk maka semakin bijak mereka menggunakannya/membelanjakannya. Mereka akan teliti dalam membelanjakan uangnya. Terlebih lagi sekarang banyak perusahaan yang menjamin para karyawan dan keluarganya untuk masalah kesehatannya, sehingga setiap kali berobat maka perusahaan tempat dimana mereka bekerja akan ikut campur dalam hal pembayarannya. Dan ada lagi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menjamin rakyatnya dalam UU SJSN ( Sistem Jaminan Sosial Nasional ) dimana ada jaminan kesehatan untuk penduduk Indonesia. Maka di tahun – tahun mendatang usaha klinik kesehatan akan selalu sebagai primadona.
Kembali ke awal pembahasan kita, banyak pengunjung blog ini bertanya bagaimana menentukan bagi hasil yang layak dalam suatu usaha jika dilakukan secara besama-sama? Menurut pendapat kami dari banyak sumber bacaan, dan pengalaman kami, dalam suatu usaha hasil akhir yang diharapkan adalah langgeng dan mendatangkan keuntungan baik bagi pemodal, pelaksana, pelanggan dan masyarakat di sekitar usaha ini berdiri. Jadi dalam memulai usaha lebih baik fokus untuk menang bersama. Menurut kami bagi hasil yang adil akan mendatangkan kelanggengan dan kemajuan suatu usaha tersebut, maka sebaiknya dalam memulai usaha jangan pernah menang sendiri. Bagi hasil yang baik menurut kami adalah bagi hasil yang mendatangkan kepuasan para pihak pemegang kepentingan. Bagaimana agar semua pihak terpuaskan? Menurut kami jika ada itikad baik untuk menang bersama akan menimbukan suatu kepuasan dalam berusaha. Bagaimana menurut pendapat anda lebih enak mana membagi kue besar atau membagi kue kecil? Kami yakin akan selalu lebih enak membagi kue yang besar, karena kue besar itu akan dibagi dengan potongan2 lebih banyak daripada kue kecil, jika faktor pembaginya sama.
Trus bagaimana secara berhitungnya?
Suatu bisnis itu membutuhkan biaya dalam menjalankannya yakni ada komponen:
1. biaya tempat/properti untuk bisnis itu jalan,
2. biaya investasi untuk merenovasi,membeli alat/perabot,dll
3. biaya modal kerja untuk membeli stok,membayar gaji, membayar atk,listrik air dll.
Selain 3 komponen itu, selain modal yang tampak ada satu lagi modal yang tidak tampak yakni modal pengetahuan,keterampilan dan goodwill (namabaik) dalam mengelola suatu bisnis
Jadi untuk membuatnya adil lebih baik semuanya dihitung secara nominal dalam rupiah, kemudian dihitung siapa saja yang memberikan modal itu dan prosentase dari keseluruhan total moda yang disetor. Setelah hitungan itu jelas maka diestimasikan berapa lama keseluruhan modal itu akan kembali. Sedangkan utk modal goodwill/keterampilan tersebut jika dirupiahkan akan menjadi modal kerja yang setiap bulannya akan dibayarkan secara profesional kepada pemilik keterampilan tersebut. Besarannya ini harus di hitung secara cermat disesuaikan dengan target hasil/labanya dan dihitung dengan harga pasaran setempat.
Setelah keseluruhan investasi itu kembali, maka kita akan menghitung ulang bagi hasil yang baik antara pemilik tempat, pemilik keterampilan,dan pemilik uang yang telah di investasikan terdahulu sehingga bisnis itu jalan dan berhasil. Menurut kami lebih baik porsinya sesuai dengan jumlah komponen 3 hal tersebut: 1/3 untuk pemilik tempat, 1/3 untuk pemilik modal /uang, dan 1/3 untuk pemilik keterampilan. Jika ke 3nya saling senang maka bisnis itu akan lebih langgeng dan saling memberikan manfaat ke pelanggan dan masyarakat disekitarnya.
Bagiamana menurut anda, lebih enak membagi kue besar atau kue kecil?
Kue besar akan mudah tercipta jika semua komponen itu bekerja secara sungguh-sungguh dan mempunyai hak dan kewajiban yang dijalankan secara baik. Dan sekali lagi ini semua hal tersebut diatas adalah menurut pendapat kami untuk menciptakan bisnis yang langgeng dan jaya, Jadi kita harus memperhatikan semua komponen agar senang dan puas.
Demikian tulisan kami semoga dapat bermanfaat bagi anda yang sedang melakuakan proses negosiasi bagi hasil, Sekali lagi menurut data statistik suatu bisnis 80% akan gagal di tahun pertama, dan 20% nya akan bertahan sampai 5 tahun, kemudian setelah dalam 5 tahun tersebut dari 20% yang bertahan tersebut, 80 % nya akan gagal, dan hanya tinggal 20% yang bertahan, jadi menurut statistik bisnis yang bertahan selama lebih dar 5 tahun hanya ada 4%. Jadi Lebih baik merenanakannya secara baik dan itikad baik sehingga semua pihak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan bisnisnya.
Terimakasih atas waktu anda untuk membaca tulisan ini dan semoga sukses
Maulana Adrian Klinikmandiri
Halo sahabat pengunjung blog klinikmandiri yang berbahagia,senang rasanya kami dapat membagikan beberapa manfaat kepada anda semuanya disini.
Kali ini kami ingin menyampaikan beberapa poin penting yang harus kita pahami mengenai perbedaan mendasar tentang klien bisnis layanan kesehatan dan klien bisnis non layanan kesehatan.
Perbedaan mendasar inilah yg dapat kita pahami sehingga kita akan memperlakukan klien yang datang ke tempat praktik/ tempat layanan kesehatan kita dapat diperlakukan sebagaimana dia ingin diperlakukannya.
Klien dari kebanyaan bisnis kesehatan adalah:
1. Mereka adalah orang sakit,jadi mereka datang ketempat layanan kesehatan untuk mencari bantuan sehingga harapan mereka untuk dapat dipahami dan mendapatkan bantuan, mengapa mereka datang adalah yang utama prinsip melayani dalam layanan kesehatan ini.
2.Jika klien itu mondok atau rawat inap,mereka tidak hanya masuk dan dirawat di fasilitas kesehatan,tapi mereka hidup didalam fasilitas pelayanan kesehatan ini.Jadi mereka akan mengamati dari mata mereka terbuka sampai mata mereka tertutup. Mereka sedang hidup bersama petugas,situasi,lingkungan layanan kesehatan ini.
3.Layanan kesehatan itu menurut klien merupakan layanan yang dibutuhkan bukan layanan yang di inginkan,mereka datang ke fasilitas layanan kesehatan karena mereka butuh,bukan ingin. Seperti halnya kita, kita ingin jalan jalan ke mall,ingin menonton sepak bola,ingin belanja.kita tidak ingin diperiksa oleh dokter,kita tidak ingin diambil darah atau di ronsen.
4.Klien di layanan kesehatan ingin ditangani secara menyeluruh/holsitik dan sangat terkustomisasi atau perlakuannya berbeda-beda dari klien satu dan yang lainnya.misal pengobatan akan disesuaikan dengan usianya, jenis kelaminnya, edukasinya, status mentalnya,sifat personalnya dan bahkan status keuangannya.
5.Layanan kesehatan tidak terlepas dari layanan secara personal.mereka butuh dilayani secara personal,tidak ada klien di layanan kesehatan akan menentukan pengobatannya sendiri seperti jika makan dirumah makan /toko swalayan yang bisa dengan bebas melayani / memilih sendiri kebutuhannya.
6. Klien layanan kesehatan adalah orang yang beresiko, dia mempunyai resiko menjadi lebih buruk dari sebelumnya, misal jika salah memberi obat, salah dalam mendiagnosa, salah dalam perawatan dan masih banyak resiko lainnya yang dapat mengenai klien di layanan kesehatan
Demikian para pembaca blog kami yang budiman. jadi memang lain sifat klien dalam bisnis kesehatan dan bisnis lainnya. Pada prinsipnya bisnis tetap bisnis yang mengedepankan financial profit dan social profit (keuntungan dgn layanan yg membantu orang lain)
Salam
Maulana Adrian Klinikmandiri
Bagaimana peluang usaha untuk mendirikan klinik kesehatan
Negara Indonesia mulai tumbuh, mulai berkembang dan mulai menjadi medan maghnet bagi para investor asing untuk menikmati pasar yang besar, pasar yang terdiri dari 250 juta penduduk potensial yang mempunyai daya beli dan siap untuk membeli semua produk dan jasa dari manapun asal menarik.
Bagaimanakah dengan kita? dengan para pemain usaha di bidang klinik kesehatan? Masihkah ada peluang untuk mendapatkan pasar yang besar?
Silahkan simak pemaparan narasumber kami mengenai bagaimana peluang/prospek kedepan dalam usaha klinik kesehatan ini.
Bagaimana peluang bisnis atau usaha untuk mendirikan klinik kesehatan?
Jangan malu untuk mengatakan bisnis, karena memang tujuan untuk membuka usaha adalah mendatangkan profit/keuntungan, baik secara sosial ataupun finansial. Jika kita sudah tidak tabu lagi mengatakan bahwa klinik adalah suatu bisnis maka kita bisa melihat peluang yang terpampang didepan kita.
Negara Indonesia mulai tumbuh, mulai berkembang dan mulai menjadi medan maghnet bagi para investor asing untuk menikmati pasar yang besar, pasar yang terdiri dari 250 juta penduduk potensial yang mempunyai daya beli dan siap untuk membeli semua produk dan jasa dari manapun asal menarik.
Bagaimanakah dengan kita? dengan para pemain usaha di bidang klinik kesehatan? Masihkah ada peluang untuk mendapatkan pasar yang besar? Ayo siapkan diri kita untuk mendapatkan pasar di dalam negeri sendiri.
Silahkan simak pemaparan narasumber kami mengenai bagaimana peluang/prospek kedepan dalam usaha klinik kesehatan ini.
Peraturan telah dibuat oleh pemerintah Indonesia dalam menyongsong pelaksanaan UU SJSN ditahun 2014 nanti.
Bagaimana mengenal lebih baik tentang klinik kesehatan, telah ada aturannya di dalam PERMENKES 028 tahun 2011 yang telah diberlakukan di tahun 2013. Silahkan unduh Permenkes tersebut di Area Download. Perhatikan secara detail apa yang telah diatur didalamnya.
Silahkan simak pemaparan narasumber kami dalam mengenal klinik kesehatan.
Bagaimana dengan Klinik Rawat inap?
Peraturan Menteri Kesehatan telah terbit terlebih dahulu yang mengatur tentang klinik rawat inap sebelum permenkes tentang klinik secara umum diterbitkan. Silahkan simak secara lebih rinci peraturan menganai klinik rawat inap di PERMENKES no 666/2007 di Download Area.
Setelah memahami apa itu klinik rawat inap dan bagaimana peluang usaha klinik kesehatan, silahkan lanjut tentang 10 Langkah bagaimana mendirikan klinik kesehatan dengan baik.
Silahkan simak video pemaparan dari narasumber kami :
Mampukah kita mendirikan dan mengelola klinik kesehatan?
Setiap usaha itu mempunyai resiko, ada namanya resiko usaha dan usaha beresiko, apa bedanya?
Melalui video ini kita akan melihat diri kita apakah kita sudah mempunyai persiapan dalam mendirikan dan mengelola klinik kesehatan, dan bagaimana agar membawa kita lebih siap dalam menyukseskan usaha yang akan kita rintis kedepannya?
Setelah diri kita siap untuk mendirikan klinik, pasar juga harus di analisa, apakah pasarnya juga siap untuk menerima usaha yang akan kita buat dan kelola dikemudian hari.
Silahkan simak pemaparan dalam video berikut ini